Antara Cinta Dan Kasih
Oh...
Tiada ku menduga
Setelah sekian lama aku sendiri... menyepi
Hadirmu bak selembut bayu
Menghembus dingin di wajahku
Mengeringkan air mata
Kau belaian di jiwa
Genggaman erat tangan mu
Membuat aku terharu
Keikhlasanmu sungguh
Mengusik emosi dan perasaan
Kau jua pernah dipermainkan
Kini kau ingin aku
Membelai di jiwa
Walaupun kau bukan kekasih
Namun bukan sekadar teman biasa
Hadirmu membawa cahaya
Di hati nan terluka
Di antara cinta dan kasih
Apakah ada jurang pemisah
Hadirmu membawa cahaya
Di hati nan terluka... oh sayangku
Bahtera Merdeka
Bonda senyum riang
Menerima bahtera Merdeka
Putra putri sayang
Putra putri sayang
Sedang berjuang
Fajar telah tiba
Nan menyinsing membawa harapan
Tanah Semenanjung
Tanah Semenanjung
Pusaka Bangsa
( korus )
Jiwa dan raga
Buktikanlah pada nusa bangsa
Supaya negara maju jaya
Aman Merdeka
Duhai ibu pertiwi
Putra putri datang sujud bakti
Ingin menunaikan
Ingin menunaikan
Sumpah dan janji
( ulang korus hingga akhir )
Camar Yang Pulang
Bermusim tinggalkan perlabuhan
Layari hidup sendirian
Kembali kumencari fajar suci
Mengisi sepi hati ini
Seperti camar pulang ke pangkuan
Merindu kedamaian dulu
Begitu harapan ku terhadapmu
Semoga kasih belum layu
( korus )
Di hati ini sering melagukan rindu
Senyum tangismu di mata ku
Andai waktu bisa menemukan semula
Akan kubina kasih dulu bersamamu
Siapa yang menduga segalanya
Suratan takdir Maha Esa
Sepintas kutemui senyumanmu
Memberi daku sinar baru
( ulang korus )
Cinta Beralih Arah
Sendiri dalam
Sepi malam ke pagi
Mencari jawapan
Berputar-putar
Soalan bertemu soalan
Penawar yang
Ku beri kiranya racun
Sebagai balasan
Hilangkah budi
Oleh kejahilan
Ku persembah
Intan dan permata
Tapi bagimu
Kaca tak berharga
Demikian berbezanya
Penilaian kita
Kelopak berseri
Di tanganmu
Berderaian layu
Lalu...
Ku kutip semula
Sisa cinta
Dan beralih arah
Pada Yang Esa
Walau diri hina
Tak berharga
Tetap diterima
Kelopak kelayuan
Dipulihkan
Akhirnya kembali
Keyakinan
Pada diri...
Fatwa Pujangga
T'lah kuterima suratmu nan lalu
Penuh sanjungan kata merayu
Syair dan pantun tersusun indah, sayang
Bagaikan madah fatwa pujangga
Kan kusimpan suratmu nan itu
Bak pusaka yang amat bermutu
Walau kita tak lagi bersua, sayang
Cukup sudah cintamu setia
( korus )
Tapi sayang sayang sayang
Seribu kali sayang
Ke manakah risalahku
Nak kualamatkan
Terimalah jawapanku ini
Hanyalah doa restu Ilahi
Moga lah Bang/Dik kau tak putus asa, sayang
Pasti kelak kita kan bersua
Janji Manis Mu
Oh dunia ini
Penuh kepalsuan
Oh mungkinkah tiada
Keikhlasan
Apakah ini
Suatu pembalasan
Ku sedar kebesaranMu Tuhan
Aku bagai seorang
Kembara jalanan
Terumbang ambing
Di lautan gelora
Mencari kebahagiaan
Dahan untuk menumpang kasih
Mungkinkah suratan
Hidup kau selalu keseorangan
( korus 1 )
Hati membeku mengingatkan
Kata janji manismu... oh...
Ku dilambung angan-angan
Belaian kasih sayang suci darimu
Oh kejamnya
( korus 2 )
Lidah tidak bertulang
Ucapan cinta menghiris kalbu
Ku kan pergi membawa diri
Cinta di hati terkubur lagi
Tidak ku fahami
Mengapa terjadi
Peristiwa pahit mengguris hati
Jalanan hidup ini
Sudah tertulis
Kutempuhi dengan kesabaran
Kusedar kebesaranMu Tuhan...
( ulang dari korus1 )
Kemaafan Dendam Yang Terindah
Kehangatan mentari ku rasakan
Tak sehangat api perbalahan
Ku ketuk pintu hati
Senyap dan sunyi
Tiada jawapan yang ku perolehi
Dinginnya malam itu bagai salju
Tidak sedingin perasaanmu
Kau sengaja membina dinding pemisah
Di antara kita tak lagi bersemuka
( korus 1 )
Kekasih ku... ku rasakan perlu
Menitip surat buat tatapan mu
Sekali ini aku rela merendah diri beralah
Agar perhubungan terjalin semula
( korus 2 )
Kekasih ku... tak mungkin ku tahu
Apa tersirat dihati kecil mu
Andainya aku yang bersalah
Maafkan saja...
Kemaafan dendam yang terindah...
Kehangatan mentari dingin salju
Bertukar ganti hari ke hari
Aku masih di sini
Sabar menanti
Terbuka kembali hatimu yang terkunci...
( ulang korus 1, 2 )
Kemaafan... kemaafan dendam yang terindah...
Pulanglah
( ...Sayang
Di hari yang mulia ini
Ku pohon keampunan
Hanya satu yang ku pinta
Pulanglah... )
Termenung ku sendiri
Memendam rindu tidak menentu
Kasih suci murni yang kita bina
Hapus hancur oleh kata fitnah
Di pagi hari raya
Hati sayu mengenang dirimu
Mudahnya kau menggantikan diriku
Seolah cintaku tak berharga
( korus )
Apakah suratan
Aidilfitri satu titik akhir
Sekian lama bercinta
Kau tiada di hari mulia
Keampunan ku pohon
Sekiranya aku yang berdosa
Pulanglah ku merindui mu sayang
Ku menanti dengan hati rela ( jiwa raga )
( ulang dari korus )
Pulanglah kepangkuan ku oh... sayang
Ku menunggu mu di hari raya
Syurga Di Telapak Kaki Ibu
( 1 )
Duhai apakah gerangan budi balasan
Bagi insan melahirkan, membesarkan
Bercucuran airmata bila mengenangkan
Betapakah besar budi ibunda berikan
Siang malam menderita
Hingga entah bila
Sungguh besar pengorbanan
Ibunda berikan
( ulang 1 )
( 2 )
Tiada bahagia jika tiada
Doa puja restu
Syurga itu telapak kaki ibu
( ulang 1 )
( ulang 2 )
Wajah
Setenang air di kolam
Begitu wajahmu
Gelora hati di dalam
Tiada yang tahu
Sentiasa terukir
Senyum di bibir
Lindungi perasaan
Di balik gurauan
Namun dari riak mata
Kudapat membaca
Ada garis keresahan
Jiwa antara kita
Dalam gelak dan tawa
Hati terluka
Di dalam keriuhan
Engkau kesepian
( korus )
Seperti engkau jua
Kukenal erti duka
Peritnya keyakinan
Dipersiakan
Seperti kau alami
Kutahu erti sepi
Mengharung kepahitan ini
Ohh sendiri
Setenang-tenang wajahmu
Tidak setenangmu
Tidak berdaya kau lindungi
Kehampaan ini
Dalam senyum tawaku mereka tahu
Diriku kecundang dalam percintaan
( ulang korus )
Tuesday, February 17, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment