Tuesday, February 17, 2009

Koleksi Lirik Alleycats

Andainya Aku Pergi Dulu

Andainya aku pergi dulu sebelummu
Janganlah kau bersedih hati
Andainya aku tiada lagi di sisimu
Janganlah kau memencil diri
Bayangkanlah masa-masa bahagia
Semasa engkau dan aku
Bermesra di langit biru
Di waktu kasih berpadu

Andainya engkau pergi dulu sebelumku
Mestikah aku hidup melara
Andainya engkau tiada lagi di sisiku
Mestikah aku kecewa

Ku percaya kau selalu di sisiku
Walaupun jasadmu tiada
Walau di mana kau berada
Kasihku takkan berubah

Di pohon cemara ku ukirkan kata cinta
Bulan tersenyum dan bersinar
Berguguran daun jatuh lembut ke rambutmu
Meraikan suasana indah
Di sini ku berjanji disaksi rembulan
Andainya ku pergi dulu
Jikalau ku pergi dulu
Ku nantimu di pintu syurga



Berita Dari Rantau

Angin pantai
Dingin mencengkam
Ombak laut
Mengajak pulang

Di sini ku rindu
Kampung halaman
Yang lama kutinggalkan

Betapa indahnya negeri orang
Tak seindah tanah tumpah darahku
Wajah sanak saudara yang tercinta
Bermain di mataku di kala sepi

Sawah ladang dan pohon nyior
dDengarkanlah jeritan hati
Kuingin nyatakan...
Aku sering merindu belaianmu
Aku sering merindui kasihmu



Di Tengah Kota

( 1 )
Penat berjalan di tengah kota
Mencari teman bukannya mudah
Kalau tak tahu cara bertanya
Kau akan tenggelam

( 2 )
Dibawa arus kesibukan kota
Yang tiada henti dari perubahan
Hidup ini penuh cabaran
Moga dapat bertahan

Solo:
( 3 )
Kita manusia tiada berkuasa
Untuk menghalang dunia berputar
Hanya usaha untuk sejahtera
Kita harus mencuba

( korus )
Memang sengsara jika hidup sendiri
Bagaikan hidup tanpa matahari
Oleh dari itu jangan keterlaluan
Pentingkan diri sendiri nanti kau dipulaukan

( ulang korus )



Hingga Akhir Nanti

Hingga akhir nanti
kau tetap jadi pujaan walau seribu tahun
walau seribu zaman kutetap menanti

Hingga akhir nanti kau saja idaman hati
segala rasa cinta segala rasa sayang
hanyalah untukmu
hingga akhir nanti

Bulan takkan terang tanpa seri wajahmu
hati takkan tenang tanpa kehadiranmu
rindu dalam sepi rindu dalam mimpi
kutetap menanti
hingga akhir nanti

Datanglah kekasih datanglah padaku
kesetiaan diriku janganlah kau ragu
betapa kukasih betapa kurindu
seandainya kau tahu benarnya cintaku




Layang-layang Terputus Talinya

Berarak mendung kelabu
Mengekori langkahku
Sepanjang kehidupan
Penuh dugaan
Namun aku tetap aku

Kucuba dan terus mencuba
Mencapai suria
Walau membakar jiwa
Walau aku dihina
Namun aku tetap aku

Derita oh derita
Engkau di mana-mana
Walaupun jauh aku berlari
Mahupun berdiam diri
Namun indah mimpi dari realiti
Hidupku tanpa arah
Bagaikan layang-layang
Terputus talinya

Tapi pasti suatu hari nanti
Sinar suriakan menjelma




Nota Terakhir

Ada sekeping nota
Kujumpa di atas meja
Mencurahkan satu rahsia
Yang terpendam menjadi dendam

Mungkinkah selama ini
Kau hanya bersandiwara
Demi melupakan
Suatu tragedi
Yang tak mampu ku tempuhi

Nota yang terakhir ini
Cukup aku mengerti
Firasatku terhadapmu
Semuanya benar

Ku bukan seorang jutawan
Yang sebagaimana engkau inginkan
Ataupun seorang cendekiawan
Yang dapat mendidik seribu insan



Sekuntum Mawar Merah Sebuah Puisi

Sekuntum mawar merah sebuah puisi
Untuk gadis pilihan oh.. di bulan Februari
Mulanya cinta bersemi dan kehadiran
Ribuan mimpi-mimpi oh di bulan Februari

Kemesraanmu dan cintaku
Berlagu dalam irama nan syahdu
Tapi mengapa hanya sementara
Cinta yang menyala padam tiba-tiba

1
Terkenang kembali lagu cinta lama
Kisah mawar merah berduri
Menusuk di hati
Haruskah ku ulangi

Apakah dosaku dan apakah salahku
Sering gagal dalam bercinta
Mengapa cinta hanya sementara
Api yang menyala padam tiba-tiba

( ulang dari 1 )

Sekuntum mawar merah sebuah puisi
Di bulan Februari




Sekuntum Mawar Merah Sebuah Puisi

Berirama senandung semalam
Ku terkenang peristiwa silam
Di mana aku dan si dia
Cinta benar cinta

Kau mencurah apa yang di rasa
Ku dibuai oleh angin senja
Budimu yang seikhlas itu
Akulah kekasihmu

( korus )
Kini tinggal kenangan belaka
Di taburan bunga pusaramu
Ku berdoa agar dikau
Aman bertemunya

Oh! kenangan tinggallah kenangan
Engkau pergi telah ditakdirkan
Diriku termenung menjauh
Bersama senandung semalam

( ulang korus hingga akhir )



Senyumlah Kuala Lumpur

Kuala Lumpur senyumanmu
Dipagi ini
Sungguh bererti
Kerna cinta bersemi lagi
Setelah kemarau panjang

Dilebuhraya
Dipapan tanda
Tergambar wajahmu
Dengan kalimat
Cinta untuk kita
Semoga kekal selamanya

( korus )
Bila ku bisikan puisi cinta
Dan tugu peringatan negara
Bagai tersenyum
Dalam diam bergembira
Memberi sokongan cinta
Agar bersinar sentiasa

Berganding tangan
Kita berdua
Menyusuri jalan
Ditengah kota
Sambil senandungkan lagu
Lagu kisah cinta lama

Bilaku bisikan puisi cinta
Dan tugu peringatan negara
Bagai tersenyum
Dalam diam bergembira
Memberi sokongan cinta
Agar bersinar sentiasa

Terimakasih kuucapkan
Oh kepadamu
Kuala Lumpur
Kerna kau telah temukan
Cinta antara kami berdua...




Seribu Bintang

Ingin kupergi jauh darimu
Agar kukenal erti rindu ini
Ingin aku menyelami jiwamu
Agar kukenal dirimu kasih

1
Ingin aku membenci dirimu
Tapi kebencian tiada padaku
Walau apa yang kau sangkakan
Aku tetap cinta padamu

Telah lama kuhidup melara
Telah kugagal dalam bercinta
Kini kau datang dengan seribu bintang
Bintang yang dulu sembunyi
Bintang yang tiada bererti

Kalau kau sudi menyentuhi hatiku
Aku kan selalu dekat padaku
Tapi jangan kau hanya cuba
Untuk mempermainkan cintaku

( ulang 1 )

Jangan permainkan cintaku



Setahun Sudah Berlalu

Gurindam dan irama
Tidak lagi ku hiraukan
Setelah api cinta terpadam
Apa yang tinggal kini
Hanya sisa kesal kelmarin
Menjadi simfoni mendayu
Pada setiap malam minggu

Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpa ku sedari
Ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapa kan ku beri

Kesepian memaksa
Ku lihat wajah di cermin
Terpandang aprut di muka ku
Bekas cinta yang lama
Apakah tidakkan hilang
Kesan cinta yang terus mendatang
Bermain di jiwa ini




Suara Kekasih

Hadiran ombak membelai pantai
Tiada putusnya percintaan itu
Hembusnya bayangmu menyejukkan
Tapi tiada terhenti dahaga
Kerinduan suara kekasih
Membelai hatiku
Suara kekasih
Membasuh lukaku

Tibanya sinar bulan di laut
Dengan ribuna alunan kemesraan
Membawa kenangan yang berlalu
Dengan ribuan warna keemasan
Suara kekasih
Membelai jiwaku
Suara kekasih
Yang menyejukkan ku

Terdengar suaramu yang suci
Pabila terkejut dari mimpi
Ku manyakinkan suara itu
Memanggil daku dengan harapan
Tapi sayangnya alunan ombak
Yang memecah diri sangkaku
Suara kekasih
Yang memanggil daku
Suara kekasih
Di malam yang indah




Tangisan Sekeping Hati

Awan berarak berguguran hujan
Menagih sekeping hati
Niur melambai memanggil namamu

Setiap titisan
Air mata ku jatuh ke bumi
Rindu ku kembali
Wajah mu di mata ku

Pada siapa kan ku beri hati ini
Setelah aku bersendiri
Telah ku cuba mencari pengganti
Tapi ternyata tak terdaya




No comments: