Akar Dan Bumi
Tinggi-tinggi kelapa bali
Kental berdiri
Akar di bumi
Walau bermusim di terik mentari
Tidak sekali lupakan diri
( 1 )
Bila menari dongak ke langit
Langkah mu sumbang salahkan bumi
Silap sendiri tak dipeduli
Terbiar sudah membuta tuli
Baru tengadah menyesal diri
( 2 )
Ikutkan rasa kelak binasa
Kerasnya hati membawa mati
Pentingkan dosa sumpah bertakhta
Megah ilusi mejadi mimpi
Panasnya diri bagai dibakar api
( 3 )
Tinggi-tinggi kelapa bali
Walaupun tinggi kental berdiri
Tidak pernah lupa diri
Tidak pernah megah diri
Mencengkam akar di bumi
( 4 )
Rimbun-rimbun daun dedalu
Tinggi di atas sombongkan diri
Pandang langit lupa bumi
Menumpang menunggu mati
( ulang 1 & 2 )
( ulang 3, 4, 1, 2 )
Aku Mahu Pulang
( 1 )
Gelap malam, pasti terang
Sang mentari, pasti datang
Kesesatan, perjalanan
Rahmat tuhan, menentukan
Berikan ku masa, mencuci dosa
Aku kan pulang, menebus usia
Di musim berlalu, sepi memburu
Memaksa perindu, meruntuhkan nafsu
Dengan khayalan sebuah kehidupan
Jarum suntikan, menjadi pegangan
Menjadi buruan
( ulang 1 )
( 2 )
Terimalah kembali, wajah ini
Jangan terus membenci, sampai mati
Sedang hari berganti, kau mengerti
Sedang masa berganda, kau merasa
Aku manusia, pelakon cerita
Di pementasan, alam ciptaannya
Bukan sengaja, melanggar arahan
Kadang terlupa, watak dan peranan
Aku manusia
( 3 )
Gelap malam.. Gelap malam
Pasti terang pasti terang
Sang mentari sang mentari
Pasti datang pasti datang
Kesesatan kesesatan
Perjalanan perjalanan
Rahmat tuhan rahmat Tuhan
Menentukan menentukan
( ulang dari 2 )
( ulang 3 & fade out )
Dalam Semak
Dalam semak dalam longkang
Yang dibungkus yang telanjang
Ada yang masih hidup
Ada juga yang tidak lagi
Hai bernyawa
Tepi surau tepi sekolah
Tak dihirau tak diendah
Ada bayi masih merah
Ditinggalkan manusia
Tak bermaruah
Di mana jiwamu di mana
Rasa belas ikhsan rasa kecintaan
Demi menutup malu dan terhina
Si kecil rela kau persiakan
Kaulah syaitan bertopengkan insan
Tahu makan tak tahu simpan
Sedangkan yang bernama haiwan
Tidak membuang anak yang dilahirkan
Demi nama kedudukan
Takut malu tidak takut dosa
Gembiralah masa mudamu
Sambil menabung dosa sampai tua
Hey....
Tangisan si kecil itu
Menagih simpati ibu dan ayah
Dan emgkau pun berlalu
Seolah-olah tiada bersalah ( 2X )
Dikir Timur
Berhujan serata petala
Gempita dihembus pawana
Malang sungguh khabar yang tiba
Hati emas terbelah dua
( 1 )
Biar terbelah masih berharga
Bukan begitu niat hamba
Bagikan saja sama rata
Terbelah dua isi tiada
Pasti dijual bikin kaya
Itu 'kan sementara
( 2 )
Kalau diikut tamak haloba
Segunung pun langsai
Baik dilebur buat hiasan
Bertatahkan intan hartamu tak kontang
Hidupmu tak keruan
( 3 )
Kalau begitu leburkan saja
Terpulang pada pendirian
Bagikan satu sama satu
Tangan kutadah dengan redha
Sudah berhimpun bulan bintang
Ku hanya mengingatkan
Harta karun disimpan jangan
Aku hanya mengingatkan
( ulang 1, 2 & 3 )
Matahari
(1)
Kudatang mencarimu
Yang berselindung dalam bayangan
Ternyatalah kealpaan
Menjadi duri dalam jiwaku
(2)
Semakin jauh menyusur matahari
Semakin aku hilang arah tujuku
Tidak kusangka yang terang akan suram
Meskipun intan bayangnya
Jua tak berwajah
(3)
Biarpun gelap malam
Mata terpejam hatiku tenang
Kekusutan ansur pulang
Bersama bayang siang semalam
(4)
Baru kutahu ertinya
Sakit yang mencengkam dada
Malam yang sesepi itu
Terbuka jalan selebar dunia
( ulang 2, 3, 4 dan 1 )
Tuesday, February 17, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment